Batuk berdahak terjadi ketika paru-paru Anda mengalami infeksi sehingga menghasilkan dahak lebih dari kadar normal. Akibatnya terdapat dahak pada tenggorokan yang keluar saat Anda batuk. Batuk adalah cara alami tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari dahak agar dapat bernapas dengan lebih lega.
Batuk berdahak umumnya disebabkan oleh pilek, pneumonia dan sinusitis, namun kondisi ini dapat juga menjadi gejala penyakit bronkitis kronis, gagal jantung, dan asma. Makin lama batuk menetap, maka makin tinggi risiko mendapat penyakit yang lebih serius. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada perokok dan orang yang memiliki kekebalan tubuh rendah.
Batuk merupakan kondisi yang relatif umum sehingga jarang diperiksakan ke dokter. Namun ada saatnya Anda perlu memeriksakan diri untuk mencegah risiko. Lalu kapan saat yang tepat untuk memeriksakan diri ke dokter?
- Jika batuk berdahak Anda tidak kunjung sembuh atau bahkan lebih parah, hingga lebih dari sepekan.
- Jika dahak yang keluar saat batuk berwarna hijau pekat atau merah muda berbusa.
- Jika terdapat darah dalam dahak Anda.
- Jika batuk berdahak Anda disertai dengan gejala berupa demam tinggi, nyeri dada, sesak napas, penurunan berat badan, ruam, mengi, telinga sakit, sakit kepala yang terus timbul.
- Jika Anda adalah perokok dan batuk Anda makin parah di malam hari.
- Jika Anda tiba-tiba merasakan gejala-gejala sakit kepala, nyeri otot, kelelahan.
Meredakan Batuk Berdahak
Obat batuk berdahak yang tepat dapat meredakan gejala yang Anda alami, namun konsultasikan pada dokter sebelum mengonsumsinya. Terutama bila hendak diberikan kepada anak-anak karena perlu penyesuaian dosis, selain itu untuk mengetahui apakah perlu disertai konsumsi obat lainnya seperti antibiotik.Berikut ini beberapa karakteristik obat untuk batuk berdahak yang perlu dicermati.
- Obat batuk yang dikonsumsi biasanya bermanfaat untuk mengencerkan dahak atau disebut ekspektoran, agar dahak lebih mudah dikeluarkan saat batuk. Karena dahak memang perlu dikeluarkan melalui mekanisme batuk.
- Meski masih memerlukan penelitian klinis lebih lanjut, Succus liquiritiae adalah contoh kandungan bahan alami pada obat batuk yang dipercaya dapat membantu mengencerkan dahak.
- Guaiphenesin atau bromhexine adalah bahan utama pereda batuk berdahak yang juga aman untuk ibu hamil. Meski begitu perlu diingat bahwa bahan ini tidak dapat menyembuhkan kondisi lebih serius yang melatarbelakangi.
- Jika batuk disertai demam, konsumsi obat batuk yang mengandung ibuprofen atau paracetamol yang juga dapat membantu meredakan sakit pada tenggorokan.
- Jika Anda mengidap diabetes, tekanan darah tinggi, sakit jantung, gangguan tiroid, gangguan pernapasan seperti asma.
- Jika batuk berdahak diderita balita di bawah dua tahun.
- Jika Anda sedang menyusui atau hamil sehingga memerlukan obat batuk yang tidak membahayakan bayi.
- Jika Anda alergi terhadap obat-obatan, terutama kandungan dalam obat batuk.
Akan tetapi sebelum mengonsumsi obat, ada beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan untuk meringankan batuk berdahak.
- Berkumur dengan air biasa atau air garam setidaknya 60 detik, tiga kali sehari.
- Perbanyak istirahat dan mengonsumsi cukup air mineral.
- Jaga suhu tubuh agar tetap hangat. Mandi dengan air hangat dapat membantu mengencerkan dahak.
- Hindari kontak dengan pengidap flu dan batuk lain.
Seperti konsumsi obat pada umumnya, obat batuk sebaiknya juga tidak dikonsumsi dalam jangka panjang. Umumnya batuk dapat reda setelah 2-3 minggu, sehingga sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter jika setelah masa ini batuk tetap tidak kunjung reda.
Selain itu, selama batuk, tutupi mulut dengan masker agar batuk tidak menulari orang-orang yang berada di sekitar Anda. 5 langkah cara mengatasi batuk bronkitis
Seseorang yang menderita peradangan pada saluran bronkus yang membawa udara ke paru-paru berarti menderita bronkitis. Kronis atau diartikan sudah berlangsung lama, dalam hal ini adalah bronkitis kronis, merupakan salah satu jenis penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Para penderita bronkitis biasanya akan menderita batuk berdahak, sesak napas, mengi, dan dada terasa sesak. Meski pengobatan telah dilakukan, penderita bronkitis kronis mungkin tidak sepenuhnya bisa terbebas dari penyakit ini.
Untuk meringankan kondisi penderita bronkitis kronis, beberapa langkah berikut bisa dilakukan.
Hentikan kebiasaan merokok saat ini juga
Salah satu faktor resiko utama terkena bronkitis kronis adalah merokok. Sekitar 9 dari 10 orang yang terkena bronkitis kronis adalah mereka yang biasa terpapar oleh asap rokok atau memiliki riwayat pernah merokok. Bila perokok mengalami batuk yang berlangsung lama (kronis), maka hal tersebut dapat menjadi pertanda paru-paru telah mengalami kerusakan. Yang patut diperhatikan adalah kerusakan yang terjadi kemungkinan tidak bisa disembuhkan sepenuhnya.
Membiasakan diri kembali untuk berolahraga secara teratur
Keuntungan melakukan olahraga secara teratur adalah memperkuat otot-otot yang dapat membantu proses pernapasan. Jika sudah lama tidak berolahraga, mulailah kembali dari yang ringan dahulu dengan frekuensi yang tidak terlalu sering dan durasi yang singkat. Tingkatkan frekuensi secara perlahan-lahan hingga menjadi tiap hari dengan durasi yang kian bertambah lama jika sudah terbiasa.
Jika ingin melakukan olahraga khusus untuk memperbaiki kualitas paru-paru, maka program rehabilitasi paru bisa menjadi pilihan. Latihan ini melibatkan seorang ahli atau terapis pernapasan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai program ini, konsultasikan kepada dokter atau pihak rumah sakit.
Upayakan untuk menjaga kelembapan ruangan
Karena penderita bronkitis kronis sering mengalami sesak napas, maka jadikan suhu ruangan rumah menjadi lebih nyaman untuk mereka. Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mewujudkan hal ini adalah dengan mengoperasikan pelembap ruangan. Sebaiknya kamar tidur penderita mendapat prioritas utama untuk memakai pelembap ruangan. Jaga kelembapan ruangan tersebut antara 30-50 persen. Pastikan juga mesin pelembap ruangan yang digunakan selalu dibersihkan secara rutin.
Menjaga berat badan tetap ideal dengan makanan sehat dan terjadwal
kesulitan bernapas yang dialami oleh para penderita bronkitis kronis bisa merembet pada hilangnya nafsu makan. Hal ini bisa berakibat kepada sulitnya meningkatkan berat badan bagi yang membutuhkannya. Meski tentu saja, berat badan berlebih juga bisa menyebabkan susah bergerak, mengganggu fungsi paru-paru, serta membahayakan jantung.
Untuk mengimbangi hal tersebut, maka penderita bronkitis kronis harus pandai-pandai memilih makanan yang sehat untuk dikonsumsi. Makanan sehat yang bisa dijadikan pilihan bagi mereka adalah buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh. Sumber makanan lain yang bisa dijadikan pilihan adalah daging tanpa lemak, daging unggas, ikan, susu rendah lemak, dan produk olahan susu rendah lemak. Sebaliknya, penderita bronkitis kronis disarankan untuk menghindari makanan dan minuman yang banyak mengandung lemak jenuh, lemak trans, garam berlebihan, kolesterol, dan gula yang ditambahkan ke dalam makanan.
Gorengan adalah salah satu jenis makanan yang patut dihindari bila Anda divonis menderita bronkitis kronis. Apalagi jika digoreng menggunakan minyak yang telah dipakai berulang-ulang, maka nutrisi lemak tak jenuh akan hilang dan justru memicu kemunculan lemak trans, serta meningkatkan kadar kolesterol.
Mengimbangi aktivitas harian dengan kecukupan waktu istirahat
Mereka yang mengidap pernyakit paru obstruktif kronik atau PPOK pada dasarnya membutuhkan lebih banyak tenaga hanya untuk bernapas. Penderita bronkitis kronis yang termasuk PPOK mungkin dapat menghabiskan energi 10 kali lipat lebih banyak dibandingkan orang-orang yang memiliki paru-paru sehat. Tentu saja mereka harus mengetahui seberapa banyak aktivitas yang dibutuhkan agar stamina mereka tetap terjaga.
Salah satu bentuk perawatan yang ditawarkan rumah sakit adalah program rehabilitasi paru. Program yang diikuti oleh penderita bronkitis kronis ini turut mencakup pengetahuan tentang cara menyeimbangkan waktu dan energi.
Beberapa hal juga perlu diperhatikan oleh penderita bronkitis kronis dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Disarankan untuk menghindari paparan polusi, baik dalam bentuk asap maupun debu. Penderita sebaiknya juga menghindari orang-orang pengidap pilek. Sebagai pertolongan tambahan, penderita bisa memakai mesin penghasil uap untuk ruangan (vaporizer) atau menghirup uap air panas dari baskom kecil.
0 komentar:
Post a Comment