Friday, February 2, 2018

Rokok Elektrik Atau Rokok Tembakau?Dan Mana Yang Lebih Sehat?

Rokok Elektrik Atau Rokok Tembakau?Dan Mana Yang Lebih Sehat? 
                                                                                                                        Baik sebenarnya baik rokok elektrik atau rokok tembakau, kedua jenis rokok ini membahayakn bagi kesehatan, bahkan kalau sudah sekali mencicipi atau mencoba maka bisa menyebabkan kecanduan, karena di dalam rokok tembakau maupun rokok elektrik semua nya mengandung zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan Anda. Para ilmuwan masih terus melakukan penelitian terhadap pengaruh rokok elektrik bagi kesehatan, namun mereka sepakat bahwa para pengguna rokok elektrik, khususnya remaja dan dewasa muda, bisa menjadi perokok tembakau di kemudian hari.

Rokok elektrik atau rokok tembakau diketahui memiliki kandungan yang sama, yaitu nikotin. Berdasarkan informasi yang dirilis oleh Kemenkes, rokok elektrik sebenarnya merupakan cara baru untuk memasukkan nikotin ke dalam tubuh. Rokok elektrik memang memiliki kesan bahwa produk ini kurang berbahaya dibanding rokok tembakau.

Rokok elektrik juga dengan cepat menjadi aksesori gaya hidup di kalangan perokok muda atau dewasa muda. Namun, uap yang dihasilkan rokok elektrik bisa menyebabkan batuk, sesak napas, bahkan serangan asma, dan diduga bisa menyebabkan gangguan kesehatan serius lainnya, seperti aterosklerosis, kanker, dan diabetes tipe 2. Penggunaan rokok elektrik pun tetap meninggalkan emisi partikel halus nikotin di udara dalam ruangan yang tertutup, sehingga bisa terhirup oleh orang lain di sekitarnya, termasuk anak-anak.
Kandungan Cairan dan Asap Rokok Elektrik
Tidak hanya nikotin, rokok elektrik shisha elektrik, juga mengandung zat-zat lain yang dianggap beracun. Beberapa zat beracun bagi tubuh dengan kadar sedang hingga tinggi yang terkandung dalam rokok elektrik, termasuk formaldehida dan asetaldehida. Kedua zat ini termasuk ke dalam golongan carbonyl yang bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker). Kadar kedua kandungan tersebut akan meningkat seiring naiknya suhu dari perangkat vaping. Memanasnya cairan ini untuk dijadikan uap akan membentuk zat kimia yang bisa merusak pembuluh darah dan memicu peradangan. Semakin tinggi suhu akan meningkatkan pula jumlah nikotin yang ada.
Kandungan utama rokok elektrik lain yang juga beracun, antara lain propylene glycolglycerine, zat pemberi rasa (nitrosamine), logam cadmium, nikel, timbal, serta komponen organik yang mudah menguap dan rusak di suhu ruangan, seperti toluene. Zat perasa dalam rokok elektrik dikatakan memiliki efek beracun terhadap sel tubuh. Dampak kesehatan yang paling banyak muncul adalah pada mulut, tenggorokan, saluran pernapasan, serta pada sistem saraf dan sensorik. Emfisema dan jenis penyakit paru-paru langka bernama bronchiolitis obliterans adalah contoh risiko penyakit yang menyebabkan kerusakan permanen pada saluran udara terkecil di paru-paru.
Perbandingan Rokok Elektrik dan Rokok Tembakau
Menurut penelitian, rokok tembakau menurunkan elastisitas dan mengeraskan pembuluh aorta, sedangkan rokok elektrik tidak. Penggantian rokok tembakau dengan rokok elektrik selama dua minggu juga disebutkan dapat mengurangi kadar karboksihemoglobin (pembawa karbon dioksida) di dalam darah. Penelitian ini juga menyebutkan sebagian pengguna rokok elektrik merasakan beberapa manfaat seperti berkurangnya batuk di pagi hari dan kualitas tidur yang lebih baik.
Memang dari beberapa hasil penelitian di atas terlihat bahwa menjadi perokok elektrik, vape atau shisha, sedikit lebih “aman” dibanding rokok tembakau. Namun, perlu dipertimbangkan juga risiko kesehatan yang telah disebutkan di atas. Perlu diingat juga, anak remaja yang menggunakan vape atau rokok elektrik ternyata memiliki risiko lebih besar menjadi seorang perokok tembakau dibanding anak yang sama sekali tidak menggunakan vape. Dengan demikian, risiko munculnya gangguan kesehatan juga akan turut meningkat.
Bagi perokok tembakau, rokok elektrik memang setidaknya akan menjauhkan Anda dari tar atau racun lain yang ada pada asap rokok, namun bukan berarti Anda sudah terbebas dari dampak nikotin. Anda tentunya sudah mengetahui dampak kesehatan dari kecanduan nikotin, antara lain tekanan darah tinggi hingga kanker. Sementara bagi Anda yang bukan perokok, kini Anda tahu tidak ada pengaruh kesehatan yang baik dengan mencoba rokok elektrik atau rokok tembakau. Keduanya sudah terbukti berujung pada gangguan kesehatan yang serius.
Walaupun menurut beberapa ahli, rokok elektrik dikatakan lebih aman dibandingkan rokok konvensional, nyatanya rokok jenis baru ini belum dapat dikatakan sepenuhnya aman. Mengingat bahwa rokok elektrik adalah teknologi yang terbilang baru, hingga saat ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meninjau dampak penggunaannya bagi kesehatan secara umum.
Shisha elektrik (e-hookah) kini tengah booming dikalangan eksekutif muda. Beberapa produsen kerap mengklaim bahwa merokok shisha elektrik aman. Namun benarkah demikian? Bagaimana dengan kandungan yang terdapat dalam shisha elektrik, apakah berbahaya bagi kesehatan? Yuk, simak ulasan berikut ini.
Shisha elektrik merupakan varian rokok elektronik atau vaping. Shisha elektrik memungkinkan penggunanya menghirup uap yang mengandung bahan kimia, seperti perasa buah, bahkan beberapa produk juga ada yang mengandung nikotin. Seperti halnya shisha tradisional, shisha elektrik juga tersedia dengan berbagai varian rasa dan bentuk. Tampilan shisha elektrik dapat berbentuk pena, stik, bahkan ada yang berbentuk memori USB. Varian rasa yang ditawarkan pun beragam, seperti stroberi, vanila, ceri, kayu manis, tembakau dan rasa lainnya.

Setali tiga uang dengan rokok elektrik, shisha elektrik juga menggunakan sistem pengiriman nikotin elektronik (ENDS), yakni perangkat pemanas dan penguap yang dioperasikan dengan tenaga baterai. Ketika mengisap, pemanas akan menyala dan memanaskan cartridge cair hingga menjadi uap.
Kandungan Shisha Elektrik Yang Perlu Kamu Ketahui
Jika shisha tradisional mengandung senyawa karbon monoksida, tar, karsinogen, dan timah, tidak demikian dengan shisha elektrik. Sama halnya dengan rokok elektrik, di dalam shisha elektrik terdapat cartridge atau tabung isi ulang yang berisi cairan. Cairan tersebut ternyata memiliki kandungan bahan kimia seperti propilen glikol dan gliserol yang berpotensi tidak baik bagi kesehatan. Lalu apa itu propilen glikol dan gliserol? Berikut penjelasannya.
Propilen glikol
Propilen glikol adalah cairan senyawa organik yang tidak berwarna dan tidak berbau, namun memiliki rasa agak manis. FDA atau Lembaga Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat telah menyatakan bahwa senyawa ini aman jika digunakan dalam kadar rendah di dalam makanan, obat dan kosmetik. Kendati demikian, terdapat beberapa potensi bahaya jika digunakan dalam kadar yang tinggi. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi propilen glikol dalam kadar tinggi kemungkinan dapat menyebabkan kematian sel dalam sistem saraf pusat. Uap atau asap yang mengandung propilen glikol bahkan bisa menyebabkan iritasi mata, kulit dan paru-paru. Dan menjadi lebih berbahaya bagi orang dengan penyakit paru-paru kronis, seperti asma dan emfisema.
Gliserol
Gliserol atau gliserin merupakan cairan kental tidak berbau dan tidak berwarna yang berfungsi sebagai pelarut dari nikotin, zat kimia perisa, dan bahan pengawet dalam shisha elektrik. Cairan yang terasa sedikit manis ini dianggap tidak beracun dan sering pula dipakai oleh industri makanan. Namun, hingga kini belum diketahui efek jangka panjang jika dihirup dalam jumlah banyak.
Nikotin
Sebagian produk shisha elektrik yang dijual dipasaran diketahui mengandung nikotin. Nikotin adalah zat yang terdapat pada daun tembakau. Nikotin merupakan zat adiktif yang merangsang sistem saraf pusat dan memberi efek candu. Zat inilah yang memicu perokok sulit move on dari kebiasaan merokoknya. Penggunaan nikotin dapat menyebabkan beberapa efek samping pada tubuh, seperti menurunnya nafsu makan, meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
Selain bahan-bahan di atas, berbagai perisa yang terdapat dalam cairan shisha elektrik juga dinyatakan aman untuk dikonsumsi dalam bahan makanan. Tapi, belum diketahui efeknya jika kita menghirupnya dalam bentuk uap.
Zat kimia beracun akan tercipta dari pembakaran cairan shisha elektrik, zat kimia ini bisa berbentuk formaldehida, asetaldehida, dan akrolein. Formaldehida dan asetaldehida dipercaya merupakan karsinogen penyebab kanker, sedangkan akrolein bisa merusak paru-paru dan dikaitkan sebagai penyebab penyakit jantung pada perokok.
Kendati para produsen shisha elektrik mengklaim produknya aman digunakan, namun faktanya hingga kini belum ada bukti yang menunjukkan shisha elektrik aman digunakan dalam jangka panjang. Para ahli kesehatan pun masih meragukan keamanan shisha elektrik ataupun rokok elektrik. So guys, disarankan untuk menghindari segala macam bentuk zat kimia yang berpotensi merugikan kesehatan.                                Pengertian Emfisema menurut kesehatan
                      Emfisema adalah penyakit progresif jangka panjang pada paru-paru yang umumnya menyebabkan napas menjadi pendek. Jaringan paru-paru, yang berperan pada bentuk fisik paru-paru dan fungsi pernapasan, pada penderita emfisema sudah rusak.

Emfisema merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Penyakit ini digolongkan sebagai penyakit paru-paru obstruktif karena kerusakan jaringan paru-paru di sekitar saluran udara yang lebih kecil, bronkiolus. Kerusakan ini akan membuat bentuk fisik paru-paru tidak normal saat kita menghembuskan napas keluar. Bentuk abnormal ini akan mengganggu pertukaran udara kotor dan udara bersih, sehingga oksigen yang masuk dan karbondioksida yang keluar dari aliran darah di paru tidak maksimal.

Secara bertahap, kerusakan jaringan paru pada emfisema akan membuatnya kehilangan elastisitas. Kantung-kantung udara (alveoli) pada paru-paru penderita juga rusak. Elastisitas membantu kantung-kantung udara mengembang dan mengempis. Kehilangan elastisitas akan menyebabkan udara terperangkap di dalam kantung, sehingga mengurangi ruang untuk masuknya udara segar.

Gejala Emfisema

Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Penderita bisa mengidap emfisema selama bertahun-tahun tanpa menyadari gejalanya. Gejala utama dari emfisema adalah napas pendek atau lebih dikenal dengan istilah sesak napas. Penderita kesulitan untuk menghembuskan napas keluar. Umumnya gejala ini akan yang berkembang secara bertahap.
Umumnya penderita mulai menghindari aktivitas yang menyebabkan sesak napas. Emfisema bahkan bisa menyebabkan napas pendek walaupun penderita sedang tidur.
Selain napas pendek, gejala-gejala umum enfisema lainnya adalah batuk dan suara mengi saat bernapas. Segera temui dokter jika mengalami gejala-gejala seperti:
  • Kemampuan untuk berolahraga dan menjalani aktivitas rutin menurun secara bertahap.
  • Napas pendek sehingga tidak bisa menaiki tangga.
  • Bibir dan kuku menjadi biru atau abu-abu.
  • Menjadi kurang awas secara mental.

Penyebab Emfisema

Penyebab utama terjadinya emfisema adalah asap rokok yang masuk ke paru-paru. Asap rokok dapat menyebabkan beberapa hal berikut:
  • Menghancurkan jaringan paru-paru sehingga menimbulkan obstruksi.
  • Menyebabkan peradangan dan iritasi saluran pernapasan yang bisa memperburuk emfisema.
  • Melemahkan sel kekebalan tubuh di paru-paru, sehingga tidak efektif saat melawan bakteri atau membersihkan paru-paru dari partikel-partikel yang terkandung dalam rokok.
Selain asap rokok, ada beberapa penyebab lain enfisema yaitu:
  • Polusi udara, yang memberikan efek mirip seperti asap rokok pada paru-paru.
  • Kekurangan zat Alpha-1-antitrypsin, protein yang berfungsi melindungi struktur elastis pada paru-paru.
  • Usia. Jaringan paru-paru pada orang-orang lansia akan lebih rentan rusak sehingga bisa menyebabkan emfisema.

Diagnosis Emfisema

Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Jika dicurigai menderita emfisema, maka dokter akan meminta pasien untuk menjalani beberapa pemeriksaan seperti:
  • Pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa suara napas, detak jantung, dan kondisi fisik pasien secara umum.
  • Uji pencitraan, seperti sinar-X akan membantu untuk mengidentifikasi adanya perubahan pada paru-paru yang menandakan emfisema.
  • Tes darah, berfungsi untuk memeriksa kondisi zat Alpha-1-antitrypsin, mengecek adanya infeksi, dan melihat kemampuan paru-paru menyalurkan oksigen serta memindahkan karbon dioksida dari aliran darah.
  • Tes fungsi paru, akan memberikan dokter informasi mendetail tentang bagaimana fungsi paru-paru penderita berfungsi.

Pengobatan dan Pencegahan Emfisema

Sebelum menjalani pengobatan, biasanya dokter akan menyarankan semua penderita emfisema perokok untuk menghentikan kebiasaan merokoknya. Sebab, berhenti merokok bisa menghentikan efek kerusakan akibat emfisema.
Emfisema tidak dapat disembuhkan, namun penanganan dilakukan untuk meringankan gejala yang dirasakan penderita, serta memperlambat perkembangan penyakit. Penanganan emfisema ada beberapa jenis yaitu:
  • Obat-obatan. Dokter akan meresepkan beberapa jenis obat-obatan seperti bronchodilatormucolytic, steroid, dan antibiotik yang disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit.
  • Terapi. Beberapa jenis terapi untuk penderita emfisema adalah rehabilitasi paru, suplemen oksigen, dan terapi nutrisi.
  • Pembedahan. Ada dua jenis pembedahan yang dilakukan bagi penderita emfisema parah yaitu pembedahan untuk mengurangi volume paru-paru dan transplantasi paru-paru. Transplantasi dilakukan hanya bila terapi yang lain gagal dan kerusakan paru sangat parah.
Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah emfisema adalah menghentikan kebiasaan merokok. Jika tidak merokok, berusahalah sebisa mungkin untuk tidak menghirup asap rokok (menjadi perokok pasif).

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts